comunitynews| Kurniawan (40), Anggota Lembaga Aliansi Indonesia bersama para awak media mendatangi warga RT 13 RW 09, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur (Jaktim), yang meminta Wali Kota Jaktim M. Anwar meninjau lokasi penutupan saluran aliran air (drainase) yang dilakukan oleh pemilik lahan di sekitar Jl. Damai Gg. Bahagia I dan II, lingkungan RW 09, Kelurahan Lubang Buaya.
“Ia saya bersama rekan-rekan media datang untuk melihat langsung kondisi dampak penutupan saluran aliran air di RT 13 ini. Apa yang kini dialami sekitar 50 Kepala Keluarga perlu adanya perhatian serius dari aparat terkait. Bukan saja meluapnya air dan genangan, banyak warga yang gatal-gatal karena air bawah tanahnya sudah tercemar. Kami akan membantu warga sampai keluhannya terealisasi,” tegas Entong, sapaan akrabnya, Minggu (8/09/2024).
Ditempat yang sama, Linda (52), kepada wartawan mengatakan, semenjak aliran saluran air yang di tutup beberapa hari lalu, mengakibatkan adanya genangan air, bau tak sedap di beberapa titik di wilayah RT 13 RW 09, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
“Benar, sudah hampir 2 (dua) minggu sejak adanya pengurukan lahan mengakibatkan tertutupnya saluran air. Bahkan ada beberapa warga terus terendam banjir dan mengunakan mesin pompa agar debit air yang masuk kerumahnya tidak semakin tinggi,” jelas Linda.
Di tempat yang sama, Rita (54) menjelaskan, selama ini warga yang terdampak penutupan saluran sudah datang ke Kantor Lurah Lubang Buaya untuk meminta bantuan atau solusi terkait kejadian tersebut. Tak hanya itu dampak di tutupnya saluran kini sudah mencemari air bawah tanah yang sehari-hari digunakan warga.
“Kami sudah kemana-mana, tapi tidak ada yang menangapi, cuman Kami di PHP aja, Ia nanti, Ia nanti kelurahan turun, duluan ke sana, kita duluan ke sini, dia tidak turun ke TKP. Lurahnya tidak mau ditemuin. Petugas SDA yang datang mengatakan mesin rusak, lalu selang tidak memadai, mereka hanya PHP,” terang Rita yang juga Sekretaris RT, didampingi warga lainnya.
Beda halnya dengan Ratnaida (60), mesti rumahnya tidak terendam luapan saluran air, namun air bawah tanahnya yang biasa digunakan sehari-hari kini sudah tidak layak pakai dan berwarna coklat pekat. Akibatnya, dia harus meminta dan mengangkat air dari tetangganya yang airnya masih layak digunakan untuk cuci dan mandi.
“Jadi saya mandi satu gayung di sabun, jadi bisa lima gayung doang saya mandiin dari pada capek banget. Cucu saya enam, setiap hari saya harus meminta dan mengangkat air dari tetangga. Saya sampai bilang nanti saya bantu deh bayar listriknya dari pada air ini saya mandiin hancur badan saya. Sebelum pekat begini saya masih mandiin makannya gatal, gatal bangat,” ujarnya sambil menunjukan air bawah tanahnya.
Ketua RT 13 RW 09 Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Pesta Hutabarat saat dikonfirmasi di kediamannya menjelaskan, pihaknya sudah menyampaikan kondisi tersebut ke pihak RW, Kelurahan dan Suku Dinas SDA Jaktim, agar tidak menimbulkan konflik dan penyakit yang sudah dirasakan warganya. Tak hanya itu, dia juga sudah menghimbau warganya untuk mengantisipasi datangnya musim penghujan.
“Kita sudah bersurat ke kelurahan, tapi solusinya belum ketemu untuk membuka saluran baru. Kita dipanggil rapat, solusinya membuka saluran baru ke arah 246 atau kober, warga memberikan atau tidak kita belum tau. Hampir tiap malam petugas SDA datang, namun tidak bisa ambil tindakan. Kita dan warga terus berusaha masalah ini cepat ada solusinya, apalagi dikawatirkan datang hujan, warga saya pasti kerendam,” terang Ibu Pesta, yang sudah sekitar dua tahun menjabat Ketua RT. (tim)