Home
basrnas propinsi Lampung
Kucing Emas
Propinsi Lampung
satwa liar
Kucing Emas: Kisah Satwa Liar di Kebun Karet Lampung

Kucing Emas

Kucing Emas
Kucing Emas: Kisah Satwa Liar di Kebun Karet Lampung/Foto sumber BKSDA sumsel

Kucing Emas (comunitynews) - Kamis, 13 Juni 2024, pukul 10.00 WIB, sebuah kejadian mengejutkan terjadi di kebun karet milik PTPN 7 di Areal 08 Afd 3, Taman 92, Desa Sukaraja, Gedong Tataan, Pesawaran. Foto seekor hewan liar yang menyerupai harimau tersebar luas dan menarik perhatian banyak pihak. Namun, setelah diteliti lebih lanjut oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu Seksi Konservasi Wilayah III, diketahui bahwa hewan tersebut bukanlah Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) melainkan Kucing Emas (Catopuma temmincki).

 Penjelasan Ahli tentang Kucing Emas


Yanyan Ruchyansyah, Kadis Kehutanan Provinsi Lampung, pada Jumat, 14 Juni 2024, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pencermatan foto yang dikirim oleh masyarakat, hewan yang ditemukan di Desa Sukaraja bukanlah harimau seperti yang banyak orang kira. “Berdasarkan hasil pencermatan, satwa liar yang dijumpai di Desa Sukaraja Kecamatan Gedong Tataan tersebut bukan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) tetapi Kucing Emas (Catopuma temmincki),” ungkap Yanyan.

Kucing Emas, seperti namanya, memiliki ciri khas yaitu tubuh yang hampir seluruhnya berwarna cokelat keemasan. Namun, ada juga yang berwarna abu-abu atau cokelat tua. Hewan ini merupakan bagian dari keluarga Felidae, yang juga mencakup harimau. Meskipun memiliki kekerabatan yang dekat dengan harimau, kucing emas memiliki perbedaan mencolok dalam hal ukuran dan pola warna.

 Habitat dan Kebiasaan Kucing Emas


Kucing Emas banyak ditemukan di wilayah Sumatera, meskipun keberadaannya sangat sulit dideteksi karena sifatnya yang lincah dan kemampuannya menghilang dengan cepat di semak-semak. Menurut Yanyan, "Kucing emas merupakan satwa yang sulit ditangkap, karena dia lincah dan bisa segera menghilang di semak-semak."

Di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdul Rachman, keberadaan Kucing Emas juga belum didokumentasikan secara resmi. Pengelola kawasan ini belum melakukan inventarisasi terbaru, sehingga asal muasal kucing emas ini belum dapat dipastikan. "Belum bisa dipastikan asal muasal dari kucing emas ini, atau memang kucing emas juga mungkin salah satu satwa dilindungi yang ada di Tahura," lanjut Yanyan.

 Upaya Konservasi dan Tindakan Pencegahan


Melihat pentingnya keberadaan satwa liar seperti kucing emas, berbagai upaya konservasi terus dilakukan. KPHK Tahura WAR, misalnya, telah melakukan ground check ke lokasi untuk memastikan laporan serta berkoordinasi dengan pihak BKSDA Bengkulu Seksi Konservasi Wilayah III. Tujuannya adalah melakukan penggiringan kembali kucing emas ke dalam kawasan hutan agar tidak mengganggu aktivitas manusia dan tetap dalam habitat aslinya.

Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kelompok tani binaan, juga dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan dan memberikan panduan tindakan yang tepat jika bertemu dengan satwa liar. Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan perburuan dan sebaiknya menghindari konfrontasi dengan satwa liar. “Jika bertemu satwa liar terutama Kucing Emas hendaknya melakukan penggiringan kembali ke dalam kawasan hutan yang dilakukan secara bersama-sama dan tidak melakukan perburuan terhadap satwa liar jenis apapun,” tutup Yanyan.

 Pentingnya Perlindungan Kucing Emas


Perlindungan terhadap kucing emas menjadi penting mengingat statusnya yang dilindungi dan upaya konservasi yang dilakukan untuk mencegah kepunahannya. Hewan ini, meskipun lebih kecil dan kurang dikenal dibandingkan harimau, memiliki peran ekosistem yang signifikan. Melindungi kucing emas berarti menjaga keseimbangan ekosistem hutan tempat mereka tinggal.

Dalam konteks yang lebih luas, upaya konservasi terhadap kucing emas juga mencerminkan komitmen kita untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia. Sumatera, sebagai habitat utama kucing emas, merupakan salah satu pulau dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia. Melalui berbagai program konservasi dan edukasi masyarakat, diharapkan keberadaan kucing emas dan satwa liar lainnya dapat terjaga dengan baik.

 Kesimpulan Opini penulis

Penemuan kucing emas di kebun karet PTPN 7, Desa Sukaraja, Pesawaran, mengingatkan kita akan pentingnya kesadaran dan upaya konservasi terhadap satwa liar. Melalui penelitian dan kolaborasi antara berbagai pihak, kita dapat memastikan satwa-satwa ini tetap hidup dalam habitat aslinya dan terhindar dari ancaman kepunahan. Dengan begitu, keseimbangan ekosistem dapat terus terjaga, memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Blog authors