Kejaksaan Agung Densus 88
Ilustrasi |
Jakarta (comunitynews) - Baru-baru ini, kawasan Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung) di Jakarta Selatan menjadi lokasi aksi teror yang menimbulkan ketegangan.
Pada tanggal 20 Mei 2024, beberapa oknum berseragam Brimob tampak mengelilingi gedung tersebut sambil menggunakan pengeras suara sirine.
Situasi serupa juga dialami oleh Jaksa Muda Agung Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah, yang menjadi target pengintaian oleh Oknum Densus 88.
Kejadian ini memunculkan tanda tanya besar terkait keterlibatan seorang purnawirawan Jenderal bintang empat dalam kasus korupsi tambang timah.
Menurut laporan dari akun X @Heraloebss, peran jenderal tersebut sangat signifikan dalam mendukung proses penambangan ilegal di kawasan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah. Informasi ini juga dikonfirmasi oleh Iskandar Sitorus, Sekretaris Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW).
“Peran jenderal pensiunan itu diduga sebagai pelindung praktik ilegal tambang timah di Bangka Belitung,” jelas Sitorus. “Praktik ini telah merugikan lingkungan dan kas negara hingga mencapai Rp 271 triliun.”
Selain itu, pada 19 Mei 2024, Jampidsus Febrie Adriansyah juga menjadi target pengintaian saat sedang makan malam di sebuah restoran Prancis di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Kejadian ini terjadi sekitar pukul 20.00-21.00 WIB. Febrie yang tiba di restoran bersama seorang ajudan dan motor patwal Polisi Militer, mendapati dirinya dikuntit oleh anggota Densus 88, Bripda Iqbal Mustofa.
Iqbal berhasil diamankan ketika ketahuan merekam aktivitas Febrie di restoran tersebut. “Pria itu mengarahkan alat yang diduga perekam ke arah ruangan Febrie,” ungkap seorang saksi. Polisi militer kemudian segera mengamankan dan membawa Iqbal untuk diinterogasi lebih lanjut.
Menanggapi insiden ini, pihak Kejagung segera meminta keterangan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait tindakan bawahannya.
Namun, hingga saat ini, Listyo Sigit belum memberikan keterangan resmi karena masih sibuk mengawal event besar dan beberapa acara lain yang telah dijadwalkan.
"Saya baru selesai giat pengamanan WWF di Bali dan masih ada lanjutan meeting beberapa kementerian," ujarnya pada Rabu, 22 Mei 2024 menurut dikutip berbagai sumber.
Kasus ini terus berkembang, menambah ketegangan dan spekulasi terkait intrik di balik dugaan korupsi besar yang melibatkan pejabat tinggi negara.