Tim Penyidik Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa kasus ini dimulai ketika tersangka mengunggah penjualan ponsel melalui Instagram. Banyak orang yang tertarik, termasuk calon reseller, karena harga jual yang menarik.
"Orang yang terlibat, saudara RA, awalnya memposting di platform media sosial Instagram. Harganya cukup menarik, akhirnya dia menawarkan kesempatan kepada orang lain untuk menjadi reseller," kata tim penyidik pada hari Selasa (4/7/2023).
"Setelah mendapatkan ponsel, dia langsung mengklaim dirinya sebagai distributor. Padahal, sebenarnya dia membeli ponsel tersebut dari toko-toko biasa seperti ITC dan lainnya."
Namun, tawaran menarik mereka akhirnya membuat mereka tidak mampu memenuhi permintaan. Akibatnya, mereka memutuskan untuk melarikan diri setelah dikejar oleh banyak korban.
Diketahui pula bahwa kedua saudari ini terlibat dalam penjualan mobil. Mereka berharap dapat menggunakan uang tersebut untuk mengganti kerugian para korban kasus penipuan ini.
Tim penyidik juga mengungkapkan bahwa total kerugian yang dilaporkan mencapai Rp 2,5 miliar. Mereka akan melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap semua laporan yang telah masuk.
"Motifnya adalah uang, untuk mendapatkan keuntungan," kata tim penyidik.
Terungkap juga bahwa keluarga Rihana dan Rihani akan melaporkan mereka. Tim penyidik menyebutkan bahwa keluarga tersebut juga menjadi korban, namun rincian kasus mereka tidak dijelaskan lebih lanjut.
"Kami mendapatkan informasi bahwa keluarga mereka akan melaporkan kedua individu ini hari ini. Karena anggota keluarga mereka juga menjadi korban dari tindakan Rihana dan Rihani," jelas tim penyidik.
Pelanggan yang membeli iPhone dari Rihana dan Rihani seolah diajak "berinvestasi" untuk membeli produk dengan harga lebih murah.
Untuk setiap unit iPhone yang terjual, korban bisa mengalami kerugian antara Rp 200.000 hingga Rp 3 juta. Terdapat 18 laporan polisi yang diajukan di berbagai kantor polisi, namun kemudian kasus-kasus tersebut ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Kronologi Penangkapan Si Kembar Rihana dan Rihani
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi, menyatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan informasi tentang lokasi kedua tersangka. Namun, ternyata ada informan yang memberitahu Rihana dan Rihani tentang rencana penangkapan oleh kepolisian.
"Pada dini hari tadi, kami mendapatkan informasi bahwa mereka berada di suatu tempat. Kemudian, kami juga mendapatkan informasi bahwa seseorang telah memberitahu mereka tentang rencana penangkapan," kata Hengki dalam konferensi pers.
Polisi segera melakukan penangkapan, karena khawatir kedua saudari tersebut akan melarikan diri. Itulah juga alasan mengapa tidak ada anggota polwan yang hadir saat penangkapan.
Kesulitan dalam penangkapan tersebut, Hengki menjelaskan, disebabkan oleh fakta bahwa saudari kembar tersebut tinggal di tempat yang disewa melalui Airbnb. Hal ini membuat mereka mudah pindah-pindah tempat.
"Itulah mengapa sulit untuk menangkap mereka," ungkapnya.
Selama proses penangkapan, polisi dibantu oleh petugas keamanan di lokasi tersebut. Selain itu, anggota keluarga tersangka juga ikut mendampingi saat penangkapan.
"Tidak dilakukan penggeledahan fisik, tidak ada penahanan. Ini bukan merupakan perlakuan istimewa, jika kami menahan tersangka perempuan dengan borgol, itu akan menimbulkan masalah lain," jelasnya.
Terkait informan, Hengki menyatakan bahwa hal tersebut sedang dalam proses penelusuran. Namun, dia membantah adanya keterlibatan seorang perwira, seperti yang dikabarkan sebelumnya.
"Kami akan terus menyelidiki apakah ada keterlibatan pihak lain. Namun rumor tentang seorang perwira yang menjadi perantara ternyata tidak benar, itu merupakan klaim dari para korban," kata Hengki. Source: BBCNews
Ikuti berita menarik lainnya di Google News