Sapardi Djoko Darmono
Sapardi Djoko Damono: Menelusuri Kehidupan dan Karya Pujangga Indonesia |
Sapardi Djoko Damono - comunitynews - Pada hari Senin, 20 Maret 2023, mesin pencarian Google menampilkan tampilan orat-oret atau doodle bertemakan Sapardi Djoko Damono. Doodle ini memperingati hari lahir Sapardi Djoko Damono pada tahun 1940, seorang pujangga terkenal Indonesia yang merevolusi puisi di Tanah Air.
Masa Kecil Sapardi Djoko Damono
Menurut informasi yang dilansir dari laman Google Doodle pada hari Senin (20/3), Sapardi Djoko Damono menghabiskan masa kecilnya di perpustakaan. Ia gemar membaca setiap buku yang ia dapatkan, yang pada akhirnya menginspirasi ia untuk mulai menulis puisi ketika bersekolah di SMA Surakarta.
Pendidikan Sapardi Djoko Damono
Setelah mendapatkan gelar bahasa Inggris dari Universitas Gajah Mada, Sapardi Djoko Damono melanjutkan studinya di bidang sastra Indonesia di sekolah pascasarjana. Di saat ia bekerja sebagai penyiar radio dan asisten teater, ia mulai menganggap puisinya lebih serius.
Karya-karya Sapardi Djoko Damono
Pada tahun 1994, Sapardi Djoko Damono menerbitkan kumpulan puisinya yang terkenal, yaitu 'Hujan Bulan Juni'. Karya ini menjadi sangat terkenal dan menginspirasi beberapa musisi untuk membuat komposisi dengan tema yang sama.
Selain itu, pada tahun 2010, Universitas Indonesia memilih Sapardi Djoko Damono sebagai dekan fakultas dan mengadakan resital puisi untuk merayakan karya hidupnya. Damono juga menerima beberapa penghargaan bergengsi, seperti Penghargaan Achmad Bakrie untuk Sastra pada tahun 2003 dan Penghargaan Akademi Jakarta pada tahun 2012.
Pengaruh Sapardi Djoko Damono
Hingga saat ini, puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono masih dibaca dan dihargai di seluruh dunia. Bahkan, karya-karyanya menjadi inspirasi bagi generasi penulis berikutnya.
Menelusuri kehidupan dan karya pujangga Indonesia, Sapardi Djoko Damono, merupakan pengalaman yang menarik. Perjalanan hidupnya yang dipenuhi dengan karya-karya yang indah dapat memberikan inspirasi dan pengaruh bagi kita semua. Semoga kita dapat terus menghargai dan mengenang karya-karyanya sebagai warisan budaya Indonesia.