Badan Usaha Milik Negara
BUMN Tampil Lebih Unggul dibandingkan Perusahaan Swasta di Pasar Modal |
BadanUsaha Milik Negara - comunitynews -Menurut Menteri BUMN, Erick Thohir, perusahaan-perusahaan milik pemerintah tidak kalah dalam hal keuntungan dibandingkan dengan perusahaan swasta. Ia bahkan menyatakan bahwa kinerja perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan lebih baik dibandingkan perusahaan swasta.
"Kami dapat membuktikan bahwa dalam 3 tahun terakhir, kinerja BUMN di bursa lebih baik dari sektor swasta," ujarnya di gedung DPR RI Jakarta, pada hari Senin (13/2).
Menurut Erick, berdasarkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BUMN, dividen kumulatif yang diberikan oleh perusahaan pelat merah sebesar 9,8%, yang lebih tinggi dari dividen yang diberikan oleh perusahaan swasta sebesar 4,9%. Selain itu, capital gain perusahaan BUMN juga lebih tinggi, yaitu sebesar 8,2% dibandingkan dengan swasta sebesar 5,9%.
"Ini berarti, jika seseorang berinvestasi dalam saham BUMN, mereka pasti akan menerima pemasukan dari dividen dan capital gain yang lebih tinggi dibandingkan sektor swasta," ujarnya.
Ia menyatakan bahwa fakta bahwa perusahaan BUMN memperoleh banyak penghargaan tidak mengejutkan, karena persepsi masyarakat terhadap saham perusahaan milik negara sangat baik dan dapat dipertanggungjawabkan seperti perusahaan swasta.
Namun, Erick mengakui bahwa masih ada beberapa emiten yang perlu diperbaiki, seperti PT Waskita Beton Tbk (WSBP) yang merugikan oleh tindakan orang yang tidak bertanggung jawab.
"Tetapi itu hanya tindakan orang yang tidak bertanggung jawab, bukan perusahaan BUMN secara keseluruhan. Fakta di bursa membuktikan hal itu," tegasnya.
Menambahkan, Erick mengatakan bahwa peran perusahaan BUMN harus berkontribusi sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan memberikan dividen yang tinggi. Ia mengatakan bahwa ada peningkatan sebesar Rp 68 triliun dalam 3 tahun terakhir dan mereka akan berusaha memberikan dividen tahun ini yang cukup tinggi kepada negara. Target dividen tahun ini adalah Rp 50 triliun, yang diharapkan akan melampaui angka Rp 60 triliun. Erick berharap ini akan menjadi rekor dividen tertinggi selama adanya BUMN.