kebakaran kebaran warteg barokah Simprug

Amal Apa Yang di Lakukan Sang Pemilik Warteg Barokah Kebakaran di Jalan Simprug Tak Termakan Api

comunitynews
9:21 PM
0 Comments
Home
kebakaran
kebaran warteg barokah Simprug
Amal Apa Yang di Lakukan Sang Pemilik Warteg Barokah Kebakaran di Jalan Simprug Tak Termakan Api

 

Amal Apa Yang di Lakukan Sang Pemilik Warteg Barokah Kebakaran di Jalan Simprug Tak Termakan Api
Amal Apa Yang di Lakukan Sang Pemilik Warteg Barokah Kebakaran di Jalan Simprug Tak Termakan Api 


Warteg barokah kebakaran Simprug - comunitynews - Pro-kontra "warteg barokah" yang bisa lolos dari kebakaran di Jl Simprug Golf II di dekat Senayan City, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (21/8/2022), masih ramai sampai sekarang.


Kebakaran yang terjadi pada jam 10.48 WIB itu menghanguskan rumah 120 KK dan tewaskan seorang korban. Anehnya, warteg punya Saeni itu tidak terbakar api, walaupun lebih dari 100 rumah disekelilingnya, habis dilahap sang jago merah.


Nampaklah cerita, warung itu selamat karena pemiliknya rajin bersedekah setiap Jumat. Rupanya tetangga disekitaran warteg malah menampik cerita itu. Beberapa bahkan juga menyanggah bila warteg itu kerap memberi sedekah pada hari Jumat.


Dalam vlog pesohor Baim Wong, tetangga ngomong bila warung itu tidak terbakar karena bangunan warteg dibuat dari bata.


"Full bata. Tidak dari triplek seperti beberapa rumah sekitaran. Karena itu ini warteg tidak terkena api. Di informasi kan trending, ucapnya warteg Jumat berkah. Salah total itu," sebut seorang masyarakat.


"Warteg itu baru saja diperbaiki. Soal Jumat berkah, tidak di sini. Tidak satu kalipun, tak pernah," tambah seorang pria.

Hanya Sedekah  Berupa Es Teh


Tetapi mereka benarkan jika benar ada sedekah dari warung walaupun cuma berbentuk es teh. Seorang penjaga warteg mengonfirmasi hal tersebut.


"Setiap hari Jumat memang memberi es teh manis, gratis. Sesuai peristiwa, saudara yang jaga. Ia memberi nasi buntel ke yatim piatu," sebut penjaga warteg itu.


Dari pengamatan rekan  di lokasi, Jumat (26/8) sore, sisi depan warteg utuh, tidak terbakar. Masih kelihatan terang tulisan "Warung Brebes Pesona Dua Putri". Sementara bangunan lain di sisi kiri dan kanan telah berbentuk beberapa puing.


Kebakaran yang diperhitungkan karena korsleting listrik itu persisnya terjadi di Simprug Golf 2 RT 08 RW 08. Sekarang semua bangunan yang terbakar sudah dipasang garis polisi.


Beberapa pelaku mulai mencoret warteg itu sebagai wujud kritikan. Ada yang menulis harga telur asin yang mahal, ada juga yang menulis maling listrik.


Apa kata pemilik warteg, Saeni? Dia benarkan masalah aktivitas membagi makanan setiap Jumat ke anak yatim dan jamaah mushola, tetapi di Pamulang. "Jadi sedekahnya di Pamulang, Tangerang Selatan. Bukan di sini," ucapnya, saat dijumpai di warteg.


Saeni bercerita keadaan saat kebakaran menerpa. Dia menyebutkan waktu itu tidak sadar ada kebakaran karena sedang layani konsumen setia.


"Saya kembali layani konsumen, sampai lupa kasih minum. Pas banyak asap dan orang pada teriak, saya keluar. Lihat api, langsung lari," ucapnya.


Saat kebakaran, Saeni akui cuma sempat selamatkan beras dan kulkas. Dia tidak sempat selamatkan semua beberapa barang yang ada.


Saeni pun tidak mengetahui mengapa wartegnya selamat dari kobaran api. Yang dia kerjakan hanya selamatkan diri.


"Kagak tahu saya. Kemungkinan mukjizat. Saya segera lari menyelamatkan diri," sebut Saeni.

Prasangka Baiklan Dari Setiap Kejadian


Dalam pada itu Ustad Moh Liyadi, ulama populer di Pamulang, memberi komentar pro-kontra selamatnya warteg dengan bijak.

"Kami beberapa pengurus mushola, kerap dapat suplai nasi buntel setiap Jumat pagi. Ada yang mengetahui pengirimnya, ada yang tidak," katanya ke redaksi Sabtu (27/8) pagi.


Dia ajak umat untuk menanggapi kasus selamatnya warteg dari kebakaran dengan berprangka baik. "Masalah beliau sedekah ke kerabat atau rekan di Pamulang, itu baik. Betul atau mungkin tidak, kecil atau besar pahalanya, semua urusan Allah," katanya.


Berkaitan bangunan yang selamat, menurut dia kembalikan ke area keimanan.


"Mau pakai bata atau kayu, jika takdir Allah hangus, ya hangus. Ingat kasus rumah penghafal Alquran di Lebak, Banten. Vila di kiri kanan yang kuat, habis disapu tsunami. Tetapi bangunan tempat tinggal Alquran itu tidak terjamah ombak tsunami sekalipun," lanjut Liyadi.


Tidak boleh juga dihitung jumlah sedekah. "Tahu kan cerita pelacur insyaf yang masuk surga karena memberikan minum anjing yang kehausan? Cuma air mentah, bukan es teh manis," katanya.

Blog authors