Perang Rusia Ukraina - MOSKOW - comunitynews - Rusia umumkan babak pertama dari perangnya di Ukraina telah usai. Moskow ungkap 23.000 masyarakat asing dari 37 negara ajukan keinginan untuk berperang bela dua daerah Ukraina timur yang memerdekakan diri.
"Sasaran khusus babak pertama operasi khusus Rusia di Ukraina sudah usai," kata Kementerian Pertahanan Rusia. Moskow memang menampik cerita perang maupun agresi dan memakai cerita operasi militer khusus dalam perbuatannya di negara tetangga.
Kementerian itu menjelaskan 93 % daerah propinsi Luhansk sudah "dibebaskan" oleh Republik Rakyat Luhansk (LPR) yang memproklamirkan kemerdekaannya. Dan Republik Rakyat Donetsk (DPR) sudah kuasai lebih dari 54% di propinsi Donetsk.
Dalam informasinya, kementerian itu mengupdate data korban meninggal pada pihak militer Moskow semenjak operasi militer dikeluarkan 24 Februari.
"Sayang, sepanjang operasi militer khusus ada rugi antara kawan-kawan kami. Sampai sekarang ini, 1.351 prajurit meninggal dan 3.825 cedera," lanjut kementerian itu dalam sebuah pengakuan.
Tetapi, versus Ukraina sekitaran 15.600 tentara Rusia meninggal cuman pada sebuah bulan pertarungan-hampir 15 kali lipat jumlah yang dipublikasikan Rusia di hari Jumat.
Kementerian Pertahanan Rusia memperjelas jika ada beberapa keinginan dari masyarakat Rusia yang ingin ambil sisi dalam operasi di Ukraina. Lebih dari 23.000 orang asing dari 37 negara mengatakan persiapan mereka untuk berperang pada pihak LPR dan DPR.
"Kami tawarkan pimpinan LPR dan DPR untuk terima kontribusi ini, tapi mereka menjelaskan jika mereka akan menjaga tanah mereka sendiri," kata kementerian itu.
Kementerian itu, seperti diambil kantor informasi RIA, Sabtu (26/3/2022), menjelaskan Rusia akan meneruskan operasinya sampai capai sasaran yang diputuskan oleh Presiden Vladimir Putin.
Kementerian menambah jika mereka tidak tidak pedulikan penyerangan beberapa kota Ukraina yang sudah diblokir dan jika Rusia akan selekasnya bereaksi pada tiap usaha untuk tutup daerah udara di atas Ukraina-sesuatu yang Kyiv sudah meminta untuk dilaksanakan NATO, tapi NATO sudah menampiknya.
Rusia mengirimi beberapa puluh ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam operasi militer khusus untuk lemahkan kekuatan militer tetangga selatannya dan memberantas beberapa orang yang dikatakannya "nasionalis beresiko".
Pasukan Ukraina sudah lakukan perlawanan keras pada agresi dan Barat sudah berlakukan ancaman besar pada Rusia dalam usaha untuk memaksakan menarik pasukannya.
Militer Rusia, menurut kementerian pertahanannya, sudah menimbang dua pilihan untuk operasinya di Ukraina, satu terbatas di Donbass dan yang lain di semua daerah Ukraina.