Gambar diambil dari berbagai sumber
Fenomena Hujan Es di Surabaya - Peristiwa alam berbentuk hujan es bertepatan dengan hujan lebat dan dibarengi angin ribut terjadi di beberapa daerah di Kota Surabaya, Jawa Timur, Senin (21/2/2022) sore. "Iya betul, ada hujan es di daerah saya," kata salah seorang masyarakat Cerita, Babatan, Wiyung, Kusnan Hadi.
Kusnan bercerita sebelumnya hujan lebat dibarengi angin ribut terjadi di daerah Cerita, Wiyung. Tetapi, sesaat selanjutnya kedengar suara keras dari atap rumah.
"Sesudah saya keluar rupanya hujan es. Batu es itu berantakan di muka rumah," katanya.
Menurut Kusnan, karena peristiwa hujan es itu, beberapa rumah di daerah Cerita atapnya alami kerusakan atau bobol.
"Saya dilapori tetangga saya, ucapnya atap tempat tinggalnya bobol," ucapnya.
Hal sama dengan disebutkan masyarakat Surabaya yang lain, Samuel. Dia menjelaskan hujan es terjadi di teritori Jalan Arjuno. "Barusan saat saya di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya Jalan Arjuno terjadi hujan es. Mudah-mudahan tidak ada apa-apa. Ini peristiwa, baru pertama kalinya di Surabaya," ucapnya.
Tidak itu saja, hujan lebat dibarengi angin ribut menyebabkan pohon roboh dimana saja, seperti pada Keluar Tol Gunungsari, Jalan Demak, SSC dan yang lain. Bahkan juga, tiang penerang jalan umum (PJU) di teritori Wonokromo ambruk menerpa kendaraan angkot dan mobil individu yang menyebabkan kerusakan.
Eksekutor Pekerjaan (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Ridwan Mubarun benarkan terjadi hujan lebat dibarengi angin ribut di beberapa daerah di Surabaya. "Jika hujan es beritanya di Wiyung. Jika yang banyak ini pohon roboh," katanya.
Menurutnya, petugas BPBD ditolong Dinas Kebersihan Ruangan Terbuka Hijau (KRTH) sedang tangani pohon roboh.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan peristiwa itu disebabkan karena awan Cumulonimbus (CB).
"Peristiwa hujan es muncul karena ada awan Cumulonimbus," kata Kordinator Sektor Pengamatan dan Info BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Sutarno, Senin (21/2).
Sutarno menjelaskan, awan itu ada tiga jenis partikel yakni butiran air, butiran air super dingin dan partikel es
"Hingga hujan deras masih berbentuk partikel padat es atau hail bisa terjadi," katanya.
Walau demikian, tidak semua awan Cumulonimbus keluarkan hujan es. Hal tersebut, kata Sutarno bergantung dari pembentùkan dan perkembangan awan itu.
"Umumnya awan [yang keluarkan hujan es] berupa berlapis lapis dan seperti bunga kol, antara awan itu memiliki batasan pinggir berwana abu-abu, membubung tinggi berbeda warna jadi hitam," katanya.
Hujan es, katanya, memiliki sifat benar-benar lokal dengan luasan sekitar 5-10 km dan waktu berlangsungnya juga benar-benar singkat, sekitaran 10 menit.
Peristiwa hujan es ini, kata Sutarno, lebih umum terjadi pada periode perubahan musim atau pancaroba, adapun waktunya seringkali di antara siang atau sore hari.
Dia juga menghimbau supaya warga waspada cuaca ekstrim seperti hujan es dan hujan deras yang dibarengi petir dan angin ribut. Karena dapat membuat pohon berguguran.